Heyyyy...Merry Christmas!!!


Heyyyy...Merry Christmas!!!

Hari ini sedihh... berpisah dengan teman-teman yang ke kuningan. Huhu... Aku sendiri di Bandung. Huaaa... But, I hope this doesn't make me loose the mean of a Christmas day.

Tadi ke gereja bareng papa n mama. N the preacher told us about the Jesus as the light in this dark world. Dia ngasih suatu pendahuluan yang bagus banget. Dia bilang bahwa tanpa disadari, dunia entertainment adalah industri raksasa. Bayangkan, perputaran uang di industri entertainment mulai dari musik, film, acara olah raga, dan sebagainya secara global sebanyak 2,2 triliun US dolar atau sekitar 20.000 triliun rupiah per taon. Wow!!! Kalo uang sebanyak itu dipake beli kerupuk, keknya kutub nggak perlu mencair untuk menenggelamkan Indonesia karena Indonesia udah tenggelam dalam kerupuk duluan.

Kalimat selanjutnya keren, "Tidakkah itu membuktikan bahwa semua orang di dunia ini haus akan hiburan, yang artinya haus akan sukacita???"

Hmmm... dan dia juga bilang bahwa 27%, artinya sekitar 1 dari 4 orang penduduk Jawa Barat mengalami gangguan jiwa. Mulai dari yang paling ringan seperti insomnia sampai yang paling berat, yang mengharuskan penderitanya ditangani oleh rumah sakit jiwa. Wow!!! Saya baru tau kalo insomnia termasuk ke gangguan kejiwaan. Hha...

Hmmm... ngedenger itu, perasaannya jadi aneh. Gila, demi kebahagiaan, orang rela ngeluarin uang yang banyak. Jadi buat handa-handa yang sekarang sudah merasa bahagia, jadilah orang yang bersyukur, karena kebahagiaan itu tidak seperti napas yang bisa (((dimiliki)) disadari oleh semua orang.

In this moment, I just want to thank Jesus for all His kindness. Makasih buat kebaikan-Mu yang rela menebus dosa semua umat manusia, yang membuat setiap detik hidup ini begitu berharga, dan saya pun bertekad untuk mengubah bagian yang jelek dari hidup saya to be a better and better one.

Setiap detik hidup ini begitu berharga, teman. So, don't waste your time in doing such a rubbish thing. Hha... Jangan ngelakuin hal-hal gaguna yang bikin idup tambah jelek aja.

Have a wonderful christmas day!


note: ini ketikan kemaren, baru sempet diposting.


A Day With Mr. Bob


Dec 21 2009

We have to be a world changer
We have to be a history maker...

Itulah sepenggal kalimat dari seminar yang saya hadiri kemaren 20 Desember 2009. The speaker was Rev. Bob Weiner from USA. Hmmmm... quite cool. He told us about what to do to start the Kingdom Movement. Very suitable, I think with this community.

Yang bikin acara ini keren adalah kemampuan orang hebat ini dalam mengilustrasikan apa yang dia maksud. Cerita2 dia tentang anak cucunya. Haha... nggak nyangka dia udah punya cucu.

Beside the theme, satu hal lagi yang saya kagumi. Wajahnya keliatan masih muda, no wrinkled skin!!! Padahal usianya dah 63 taon. Oh mann... Haha... beneran ternyata. Kalo ngejalanin hidup dengan penuh rasa enjoy segalanya akan terasa lebih mudah dan menyenangkan, jadi kita akan terlihat lebih muda. Ehemmm... Maka, dapat saya prediksi Raditya Dika akan awet muda. Hahaha...

Jadi kemaren lumayan menyenangkan dan melelahkan tentunya. Senang karena dapet banyak hal baru. Oh ya, kemaren sempet cipika cipiki ama Ci Fani. Haha udah dua taon ndak ketemu dia. Kangen, jadi inget masa2 dua tahun yang lalu. ^^,

Melelahkan karena berjalan dan mendatangi banyak tempat. Kemaren sempet juga bertandang ke toko buku. Dann... begitu masuk gate-nya, udah liat sebuah buku yang cover-nya tampak familiar. Pas dideketin, judulnya "Free Fall". Pas liat lebih jelas judulnya ternyata itu adalah buku lanjutan Deeper. Itu loh buku kedua Will Barrow dan Gordon. Urutannya adalah Tunnels>Deeper>Free Fall.

Fiuhh... Hari ini di saat orang laen pada ribur, saya dan temen2 sekelas kuliah duong... Suasana kampus mati sudah terasa sejak memasuki area parkiran angkot gratis. Biasanya kan para mahasiswa yang ngantri nungguin anggkot, tadi malah angkot yang berjajar nungguin mahasiswa. Haha...





Kapan ya saya bisa jadi orang hebat seperti Mr. Bob ini? Ketika segalanya menjadi mudah. Ketika semuanya mau mendengar apa yang saya katakan. Hha...

Bala-bala Vs. Makanan Bermerek

Dec 19 2009

Hari ini weekend. Itu artinya papa pulang siang. Hha... jam 1 siang dia dah pulang. Belakangan karena terlalu sibuk ngurusin kuliah dan gawean, jadi jarang banget ngobrol ama dia. Hha... dan tadi siang, kita ngobrol. Awalnya sih, aku cuma curhat tentang dosen yang terkadang suka mengecewakan. Tentang para "manusia bergelar" yang terkadang under my expectation.

Dann, as usual papa selalu menganalogikan sesuatu dengan sesuatu yang laen. Tiba-tiba dia bilang gini, "Makanan bermerek itu, belom tentu lebih baik dari bala-bala, orang bergelar belom tentu lebih baik daripada orang nggak bergelar."


Meuhhh... strong banget!

Bala-bala itu sejenis gorengan dari Bandung yang sampai saat ini belom ada trademark-nya. Awalnya saya ngakak, tapi dia menjelaskan sesuatu yang menghentikan ngakaknya saya. =p

Mungkin benar, pendidikan itu penting buat kehidupan, tapi ketika pendidikan yang seharusnya kita dapat kurang dari expectation, gelar ga ada gunanya. Dari kecil, saya dididik untuk menghargai apa yang telah dibayar. Untuk menghabiskan makanan yang udah dibayar, untuk memanfaatkan buku yang udah dibeli, untuk belajar dengan baik di sekolah yang udah dibayar. Bahkan kadang saya harus beli sesuatu yang saya inginkan pake uang hasil tabungan saya sendiri. Dulu saya pikir mereka berdua pelit. Tapi sekarang saya ngerti, mereka cuma ingin membuat saya merasa perih untuk mendapatkannya, supaya saya merasakan keperihan yang sama di saat saya tidak bisa menjaga benda tersebut dengan baik.

Dan sekarang pun saya dididik dengan cara yang sama, kuliah dengan sedikit bantuan dari mereka. Dan sekarang di saat saya hampir menjadi orang "bermerek" papa mengeluarkan suatu statement yang membuat pendidikan serasa tak berarti. "Apa sih yang bisa dibanggain dari gelar kalo nggak bisa apa-apa, nggak tau apa yang bener?"


Memang, melihat kenyataan, gelar bukanlah suatu kebanggaan lagi, tapi cuma sebuah formalitas. Just open your eyes, look your surrounding, and find the formality is everywhere.

Kuliah cuma formalitas biar dapet gelar, dapet gelar cuma formalitas biar dapet uang banyak. Papa memotivasi saya untuk kuliah bukan untuk dapet gelar doang, tapi untuk mendapatkan pencerahan, untuk tahu banyak hal dan mempelajari banyak hal. Sebuah toko buku punya motto, "enlightening mind, expanding horizon." Saya suka sekali dengan motto ini.


Kalo saya lagi curhat tentang kelelahan saya, papa selalu ngasih motivasi. Motivasi berharga yang begitu kuat membuat saya kembali semangat. Lalu ketika saya mulai melangkah lagi, sayapun sadar saya ngerasa kesepian. Bukan karena saya anak tunggal, tapi karena I found no one on the same track with me.

Semua orang sama aja. Dari SD saya selalu sendiri, menjalani semuanya dengan berbeda sendirian. Sejujurnya saya suka sedih ngeliat temen2 yang nyontek, yang boongin dosen, boongin orang tua, titip absen. Karena begitu saya melihat mereka seperti itu, pada saat yang sama saya pun tahu that they are not on the same track with me.


"Halah... masalah sepele gitu doang juga." Mungkin itu salah satu pernyataan yang pernah saya denger dari orang2. Yep... memang keliatannya sepele, seiprit doang, tapi yang sepele nggak selalu nggak penting. Sel kanker juga kecil, tapi kenapa dia bisa mematikan? A tiny killer?


Hhhhh... yep, I'm alone, there almost no one on the same track with me, but I'll keep on running!!!


Sean Covey dalam bukunya chicken soup for teenage soul bilang, "Kejujuran itu tidak trend sama sekali!!!" that's TRUE!!!


Papa saya bukan profesor atau doktor, bukan orang yang bergelar......yep, papa saya cuma bala-bala. Tapi bala-bala yang hebat, dan tentunya jauh lebih baik dari orang2 bermerek di luar sana. Saya bangga karena papa saya adalah papa saya. Meskipun kadang dia menyebalkan seperti bala-bala, tapi saya suka caranya membesarkan dan mendidik saya.


Satu kata yang selalu teringat di kepala saya, kalimat darinya yang sering sekali membuat saya menangis, tapi kemudian bangkit lagi, "kalo papa udah nggak ada, kamu harus jadi orang yang mandiri menjalani hidup, jangan tergantung sama orang lain, pertahankan apa yang benar!"


How great are you God. Thanks for giving me such a great father.



Seorang papa yang hebat...
Seorang bala-bala...


=)

Hope I can Find Her

Dec 18 2009

Yeahh... hari ini adalah hari libur. But I chose to sleep a long day, hha... itung-itung bayar utang karena selama beberapa bulan terakhir jatah tidur minim sekali.

Ada cerita apaa ya hari ini?

Hari ini saya mungkin mau minta maaf, to someone. Dev, maavin saya. Maybe I'm not the best, but I keep on trying. Saya terus mencoba menjadi seseorang yang bisa diandalkan. Untuk bikin soal 50 biji doang, I need more than 3 weeks, benar2 payah mungkin ya? But, I'm so sorry.

Untuk menjadi seseorang yang bisa bekerja optimal ternyata sangat tidak mudah. Saya sering sekali bangun pagi (itu juga dibangunin) pergi dengan tergesa2, mengerjakan banyak hal seharian sampai lupa makan, dan pulang ke rumah malam hari, berbaring di kasur sambil melepas lelah, dan baru saya sadari kalo kamar saya berantakan.

Meskipun udah ngerjain semua hal dengan hati2, tetep aja ada yang lupa atau keteteran. Just like this afternoon, I took a bath, dressed up, and was ready to teach, until I realize that I had not copied science test for the student. Hufff~

Kadang saya ngerasa 24 hours is not enough to live my life well. Nggak cukup keknya.


BTW kemaren Saptu aye nonton New Moon bareng tmen, hha walopun tergolong telat nontonnya but still the curiosity about the film made me sit sweetly on the theater chair until the film ended. Masih lebih enak baca bukunya, lebih panjaaang ceritanya dan lebih detail, meskipun kadang agak bertele2. Hehe...

Enaknya cerita tentang apa ya malem2 gini???

Eh... saya jadi inget seorang temen SMA saya.

Jadi tuh waktu kelas X SMA, saya sempet punya temen sebangku yang saya udah kenal sebelumnya dari salah satu lembaga kursus bahasa Inggris. I knew her good enough. She was good and brilliant of course (temen2 sekelas sampe ngejulukin Einstein loh!!!). But, she didn't feel comfortable, she just already found that our school was not as good as her expectation. Singkat cerita, pada semester dua, saya sudah tak lagi duduk dengannya, alias dia pindah ke SMA laen.

And me? Me sat alone, until a girl who usually sat at the corner of the classroom asked me to sit with her. She was quite beautiful with her smooth and bright skin, her red lips, and brown eyes. And one more thing about her, she was a badminton athlete!!! Sounds cool right?

Tapi, 3 bulan udah cukup membuat saya mengerti siapa dirinya (halah). She was from a family which was a money hunter. Mami papinya sering pergi ke luar kota buat kerjaan mereka. She had a brother, He was a young policeman. Cewek ini, yang saya pikir biasa aja, ternyata, dia punya masalah yang cukup complicated. Dia tomboy, ngerasa kurang kasih sayang ortu, temen cowoknya banyak, sering berantem. Mangkanya nggak aneh kalo dia dateng ke sekolah dengan  muka bonyok atau pelipis yang lebam.

Now, I miss her. There's something I have to tell her. But I find her in nowhere. Hp nya dah nggak aktif, rumahnya saya nggak tau. Huhu... Saya jadi inget, kita pernah makan mpek2 bareng, dan selese makan mpek2, dia ngeluarin sebatang rokok dan korek api, lalu merokok didepan saya. Hhhh... ini cewek kelas X SMA loh sodara-sodara.


I hope, I can find her, before its too late.